Cerita Seks Ibu Dini Hijab Binal
Cerita Seks Ibu Dini Hijab Binal |
Hijab Binal - Sore ini, Dina Indrayani yang alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga terpaksa dia harus mengenakan jilbab lebarnya serta kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor dan baru akan kembali selepas maghrib.
Dengan jilbab putih yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki berwarna krem, Dini menemui tamu suaminya itu bernama Sidik. Seorang laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak tampan namun tubuhnya terlihat tegap dan atletis. Usianya lebih muda dari suaminya ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya dengan sebutan dik Sidik.
Sebetulnya Dini kurang menyukai laki-laki bernama Sidik itu, karena matanya yang jalang kalau melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Sidik datang bertamu. Namun kali ini, Dini harus menemuinya karena Sidik ini adalah rekan suaminya, terpaksa Dini bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Sidik kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya rumah tamu suaminya ini.
Akhirnya Dini mempersilahkan Sidik menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Dini memang sangat sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Dini tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di ruang tamu. Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya.
laki-laki tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul Dini. Dini terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Sidik tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Dini berupaya meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini. Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Dini.
"Maaf, Mbak Dini. Mbak Dini begitu cantik dan menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Sidik membuat Dini tak berkutik. Kilatan belati yang dibawa Sidik membuat wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini Dini melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat wanita ini lemas ketakutan.
Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Sidik itu menyusup ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup Gamis dan?.. Lantas salah satu tangan Sidik lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.
“Jangaan.. dik Sidik..”desah Dini dengan gemetaran.
Namun laki-laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini. Dini menggeliat menerima remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. dik Sidik…. sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Dini masih dengan wajah ketakutan dan gelisah.
Sidik terpengaruh dengan kata-kata Dini, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut dan memang selama sering bertamu di rumah ini Sidik mengetahui tak lama lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji. Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Sidik berlutut di belakang Dini.
Dini menggigil dengan tubuh mengejang ketika kemudian wanita berjilbab ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat bagian bawah gamisnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Sidik menyingkap bagian bawah Gamis birunya ke atas sampai ke pinggang.
Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang. Sementara Sidik justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Bambang yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya .
Pertama kali Sidik melihat Dini, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Sidik juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Dini wajah istrinya nggak ada apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Dini adalah istri temannya.
Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Sidik semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Bambang ini, bahkan walaupun Dini memakai pakaian gamis panjang dan jilbab yang lebar, Sidik dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol.
Muka Dini merah padam ketika diliriknya, mata Sidik masih melotot melihat tubuh Dini yang setengah telanjang.
Celana dalam dan rok dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik turun oleh Sidik, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Sidik. Belahan pantat Dini yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat Dini terlihat kemaluan wanita istri rekannya yang sangat menggiurkan.
“Mbak Dini.. Kakimu direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Sidik masih sambil jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya yang cantik ini. Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan kakinya.
Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Sidik kagum melihat kemaluan Dini yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan.. diik.. hentikaaan… anak-anakku sebentar lagi pulang” pinta Dini dengan suara bergetar menahan malu .
Namun Sidik seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat Dini dan lidahnya mulai menyentuh anusnya. Dini menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya.
“Oh dik jajajangan?”.
Dengan bernafsu Sidik menguakkan bibir kemaluan Dini yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan erangannya.
“Oh yeah? Aaaagggh!”, ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Dan menit-menit selanjutnya Dini semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Sidik seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Dini belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Bambang suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak?. Mbak Dini….” kata Sidik sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini, dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Dini sambil berbisik ke telinga ibu muda itu?.
“Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku”
“Aihhhh… eungghhhh…. jangan.. ampun” Dini mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar, panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang. Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Dini meronta lemah disertai desahannya. Dengan buas Sidik menghujamkan batang penisnya.
“Mmmfff.. oh oh. enak juga ngentot sama Mbak?.” tanpa melepas bajunya ibu muda itu, Sidik menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Sidik sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.
Dini dapat merasakan penis Sidik yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya.
Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Dini, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya. Dini tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya. Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya yang peka …
“Ayo Mbak Dini…. ahhhh… jangan bohongi dirimu sendiri… nikmati… ahh…. nikmati saja….” Sidik terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini.
Dini menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Dini mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau…
“Oh besar sekali punyamu dik Sidik, sakiiiit… Oooh ampuuun yeah ampuuun dik”.
Sidik dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu.
“Mana yang enak kontolku dengan punya mas Bambang mbak?”, Dini mulai meracau kembali seraya mengerang.
“Oooooh enak punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh..” dan akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Bambang belum pernah Dini mendapatkan orgasme sedahsyat ini.
Tubuh Dini langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Sidik masih terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang Sidik menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Dini yang padat dan montok dengan kuat diremasnya.
Dini yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Sidik yang terasa banyak membanjiri liangnya. Dini kembali merintih mirip suara anak kucing, saat dengan perlahan Sidik menarik keluar penisnya yang lunglai. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Dini tersadar dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Dini nggak usah nangis! Toh mbak Dini ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita!!” kata-kata Sidik dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.
Dini diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, dilihatnya Sidik telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Sidik berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib yang menimpanya,
Namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Dini belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang.
Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Dini sudah tak bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Dini merasakan penis suaminya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan punya Sidik yang besar panjang, dan bayangan saat ia diperkosa oleh Sidik membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa Sidik yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan.
Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Sidik, namun semuanya ia pendam sendiri seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa bila berada didepan suaminya.
Dua minggu setelah peristiwa itu Dini menerima telepon dari Sidik saat suaminya keluar kota.
“Halo mbak! Mas Bambang pergi ke Semarang ya? Saya mau bertamu ke rumah bolehkan?”
“Brengsek kamu dik Sidik!” jawab Dini.
“Lho koq mbak marah. Mbak menikmati juga kejantananku saat itu.”
Lalu Dini memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk ke dalam kamar, ia khawatir Sidik pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak-anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan Sidik atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba-tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Sidik dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Sidik langsung mengunci pintu rumahnya, dan Sidik telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Sidik akan menunjukkan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya.
Saat Sidik mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Sidik menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Sidik meremas-remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Dini menggelegak hingga lupa akan segala-galanya. Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Sidik sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar.
Dan dengan kasar Sidik melucuti pakaian Dini hingga keduanya sama-sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Sidik akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Sidik mendudukkan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya ke wajah Dini dan digesekan ke hidung perempuan itu.
“Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!.”
Saat itu Dini serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Sidik sedang penis suaminya belum pernah Dini menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
“Pegang ya mbak, dan gesek-gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus-terus cium.”
Aroma batang penis itu mulai merangsang Dini dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Sidik dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Dini sudah bukan Dini yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
“Mmmmfff… mmmf”
“Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol ya?”, dan kata-kata kotor Sidik ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Dini kian membuncah keubun-ubun.
“Dik Sidik puaskanlah mbak.. bawalah mbak masuk ke kamar oh dik cepatan.. setubuhi mbak seperti tempo hari.
“Aaaagggh.. Ouuuh”
Lalu Sidik membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik ke ranjang, dan dengan buas Sidik menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Sidik mengulum putting susu yang masih segar dan jari-jari Sidik merogoh liang vaginanya. Dini kian mengejang?.
“?Ooooh mmmf ampun Dik Sidik jangan… jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf… Ayo dik Sidik berilah mbak nikmat kejantananmu aampun…”
“He… heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka jilatin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Bambang mbak”
“?Enak punyamu dik.”
“Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Bambang”
“Oh dik tolong dik cepat. Bbbbbesar pppppunya muuu.”
Lalu dengan gemasnya Sidik menggigit kecil payudara indah milik Dini seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Sidik. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Sidik keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun-ubunnya.
“Ooh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Sidikiiiiii oh ampun.”
Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Dini bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas
Bambang tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
“Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu.”
“Baik mbak yang cantik, kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini”
“Mmmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya.”
Dan Tubuh Dini melengkung saat ia mencapai puncak nirwana.
“Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun,” biji mata Dini mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Sidik dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut-kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Bambang baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung ke awang-awang. Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah.
Sidik pura-pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Sidik, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan Sidik, Bambang tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar. Dini berpura-pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Sidik ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu.
Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Dini disetubuhi oleh Sidik disamping suaminya, Dini berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Dini amat terangsang nafsunya bila saat Sidik sekali-kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Sidik sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Sidik, Dini merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja
Sidik menggesek-gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Dini yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Sidik serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut-denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Sidik pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Bambang tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Sidik habis-habisan. Tubuh Dini mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Sidik padanya.
Karena sudah tak tahan lagi Dini pergi keruang dapur membuat minuman dan Sidik pergi menuju toilet namun sesungguhnya Sidik ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa-gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran. Bambang tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis-habisan oleh Sidik dengan posisi berdiri.
“Ooooh Sidik mmmmfff… ampun dik Hen”, dengan buas Sidik mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang ke langit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Sidik sahabat suaminya, Dini belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa-gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Dini saat ia digarap oleh Sidik sementara sang suami berada tak jauh darinya.
“Oooooh Sidik mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik Sidik nanti ketahuan suamiku,” namun Sidik tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Sidik memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Bambang.”
Sidik semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Bambang tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Sidik menyemprotkan air maninya ke dalam vagina ibu muda itu, Dini mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Sidik menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Sidik yang besar panjang berkedut-kedut diliang memeknya.
“Ooooohhh mmmmffff… enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar.” Cerita Sedarah Jilbab
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama-sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa-gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Bambang. Sebelum keluar dari dapur Sidik sempat berbisik ke telinga ibu muda itu.
“Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya,” seraya tangan Sidik meremas-remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Bambang ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Dini terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Bambang mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya.
Dini merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Dini bisa menghindar dari Sidik. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Dini masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Bambang menawarkan pada Dini seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.
Pak Yusuf adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih. Pak Yusuf adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Isteri pak Yusuf telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak. Ketika ia ditawari Bambang untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Yusuf dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Yusuf diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu.
Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Dini ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Dini sudah terbiasa berhadapan dengan pak Yusuf yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Yusuf orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Dini menanam bunga hingga rasa ketakutan Dini pada pak Yusuf hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Dini tak menyadari ketika seringnya mata pak Yusuf melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Dini sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Yusuf bergairah dan ingin meremas buah dada Dini yang mengkal itu. Namun pak Yusuf tidak berani berbuat macam-macam pada isteri pak Bambang yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Dini yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Sidik kini Dini sangat merindukan kehangatan itu.
Suaminya mas Bambang tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Dini frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Dini melihat pak Yusuf seketika Dini langsung terkesima saat melihat pak Yusuf kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk. Dini mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Dini memandang batang kejantanan pak Yusuf yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Dini jadi menggelegak nafsu birahinya.
Dini tidak ingat lagi status sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Bambang, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk-aduk dalam vaginanya. Pengalaman Dini saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Yusuf mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang-goyangkan penisnya.
Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Dini lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi. Pak Yusuf memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimana pun juga pak Yusuf telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Yusuf sudah tahu kebiasaan Dini yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat.
Maka dengan disengajanya lagi pak Yusuf mengelus-ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Yusuf untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Bambang, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Yusuf tidak berani macam-macam.
Mata Dini terbelalak lebar ketika melihat penis pak Yusuf kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Yusuf terus mengocok-ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Yusuf meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Dini, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Yusuf mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Yusuf seakan menyemprot ke jendela tempat dimana
Dini terpaku menyaksikan pak Yusuf beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Yusuf beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Dini menyaksikan aksi gilanya pak Yusuf. Tubuh Dinipun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Yusuf begitu jauh jangkauannya seakan-akan menyembur ke wajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Yusuf mempertontonkan onaninya, dan pak Yusuf berpura-pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Yusuf berjalan masuk ke dalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Bambang mengajak pak Yusuf untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Dini disantap habis oleh pak Yusuf, dalam pikiran Dini bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Yusuf seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Yusuf tahu bahwa Dini selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama. Cerita Sedarah Jilbab
Walaupun pak Yusuf hanya bercelana komprang hitam namun Dini sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Dini gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Dini kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Dini didapur ia dikejutkan oleh suara pak Yusuf yang menyapa ramah.
“Belum tidur ya.. bu!,”
“Oh ya pak Yusuf, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Yusuf, gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur,”
“Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali”, kata pak Yusuf, “Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.”
Lalu Dini ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Dini terus menanggapi ucapannya pak Yusuf sambil bercerita ngalor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih” dan tanpa disuruh oleh Dini pak Yusuf telah berdiri dibelakang Dini seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
“Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya” sambil tangan pak Yusuf mulai memijati dengan lembut pundak Dini.
Dini lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Yusuf. Tangan kekar pak Yusuf serasa hangat dan geli dirasakan oleh Dini ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Yusuf merambat naik ke leher jenjangnya dan dengan lembut pak Yusuf memijat dengan jari-jarinya yang kasar pada tengkuk Dini.
Pijatan pak Yusuf serasa nikmat dirasakan oleh Dini dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Dini dari balik baju tidurnya, pak Yusuf tak hanya memijat pundak dan lehernya Dini akan tetapi juga pak Yusuf menggesek-gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Dini.
Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Yusuf turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Yusuf menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Yusuf yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.
Dini semakin mendesah ketika dengan tiba-tiba pak Yusuf menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Dini.
“Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku? Ayo bu, bilang aja jangan malu-malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Bambang tidak pernah memuaskan hasrat ibu”,
“Agggh…”
Dini bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Bambang sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Yusuf membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Yusuf, Dini sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Yusuf sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Yusuf telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Dini terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu.
Sekujur tubuh Dini habis dijilati dengan lidah kasar pak Yusuf, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Yusuf kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Dini mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Yusuf dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Dini yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Yusuf menggigit lembut klitorisnya.
“Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Yusuf”, Dini berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Yusuf pada vaginanya membuat Dini orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Dini memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok-obok pak Yusuf.
Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak peduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Dini jadi meracau tak karuan. “Ooooooh pak Yusuf setubuhilah aku sesukamu, cepat pak. Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi.”
Pak Yusuf yang si tukang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Yusuf merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Yusuf dapat menyentuh kulit halus isteri pak Bambang.
Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi. Pak Yusuf merenggangkan kaki indah Dini sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Dini kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Yusuf pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek
Dini nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Yusuf menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Dini memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Dini mengerang ketika pak Yusuf mulai memasuki penisnya dengan perlahan.
“Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak. Pelan-pelan pak. Agggh… Ampuuun”
“Sakitnya cuma sebentar koq bu, ibu saya entot ya? Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi? Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu suka dengan kontol besar ini?”, dan kata-kata kotor pak Yusuf kian membuat nafsu birahi Dini memuncak, kata-kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Yusuf semakin masuk kedalam liang vagina Dini yang sempit itu.
Blesssss… Cerita Sedarah Jilbab
Pak Yusuf mendiamkan penisnya sesaat agar Dini dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Dini menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Yusuf, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Yusuf dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina.
Lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Dini dan itu dilakukan pak Yusuf berulang-ulang kali hingga membuat biji mata Dini terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Dini melolong histeris.
“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” ibu muda yang berjilbab bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.
Lelaki tua yang bernama Yusuf itu telah membuat sukma Dini serasa terbang ke awang-awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Yusuf memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
“Bagaimana Bu?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo bu goyangin pantatnya dong. Rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotor pak Yusuf membuat Dini semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Yusuf pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Yusuf mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.
Dini pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Yusuf dengan sewaktu Dini disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seks pak Yusuf telah membuat Dini orgasme berkali-kali.
“Ouuugh bu. Memek ibu sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga bu. Di dalam apa diluar nih?” Cerita Sedarah Jilbab
“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.
“Ibu mau kalau saya hamili?”.
“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Yusuf”. Akal pikiran Dini telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Dini meracau tak karuan.
Air mani pak Yusuf yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Dini berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Yusuf yang menindihnya. Penis berurat pak Yusuf semakin dalam menusuk vagina Dini sampai mentok didasarnya. Pak Yusuf mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Dini yang menggigit lembut.
“Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan”.
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Dini tak menyangka walau tinggal di pulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Dini sehari-hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Dini sudah bukan Dini yang seperti dulu lagi.
Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Dini adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Akibat Dini telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Dini merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya.
Dini kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Dini telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Yusuf untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi.
Bila mas Bambang pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Dini semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Dini merengek-rengek minta disetubuhi oleh pak Yusuf meski sang suami masih berada dirumah, Dini sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Yusuf dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Dini yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Yusuf untuk menyusu pada ibu muda itu.
Erangan nikmat Dini serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Yusuf menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Dini kepusaran badai kenikmatannya. Jadilah Dini budak nafsunya pak Yusuf dan pak Yusuf selalu membuat tuntas nafsu birahi Dini hingga Dini dibuat mengerang… mengejang…
Ketika dengan liar Dini bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Yusuf, sambil meremas-remas payudara Dini, mata pak Yusuf merem melek menikmati goyangan pinggul Dini dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Dini bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Yusuf.
“Oooooh yeeeeah” tubuh ibu muda itu meliuk-liuk bagai penari jalang,
“Aaaggggh… Ouuuuuph… paaaak… kontolnya sampai mentoooook, enak paaaak”.
Tubuh Dini berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya. Dini dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Yusuf dan memek Dini semakin basah oleh lendir pelicin yang mengalir dari liang vagina.
Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Dini terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Yusuf memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Yusuf tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Dini hingga Dini mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar.
Ketika Dini akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Yusuf dan Dini melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
“Ooooouuh, ammmpun.. enaaak”, dan tubuh Dini berkejat-kejat diatas tubuh pak Yusuf saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna.
Dini memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Yusuf. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gantian lagi oleh pak Yusuf dan dengan buasnya pak Yusuf menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali.
Pak Yusuf belum merasa puas kalau belum bisa membuat Dini mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Dini dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu, tubuh Dini bergetar hebat saat Penis pak Yusuf amblas masuk ke dalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Dini pak Yusuf mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Dini yang halus itu digigit oleh pak Yusuf, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Dini mengejang mengerang histeris.
“Aaammmpuuuuuun pak.. Ooooh terus pak.. entotin saya yang kuat paaaaak”.
Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Dini dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas-remas kontol pak Yusuf.
“Ouuuuh.. Aggghh..”
Pak Yusuf dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Dini yang berdenyut-denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Dini dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Yusuf terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Yusuf dibuat perlahan dan lembut Dini mengerang, mengejang dan meracau. “Ooooh… enak… enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Dini bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Yusuf, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Yusuf bercampur dengan rasa nikmat. Wajah Dini menengadah ke langit-langit kamar dengan kedua matanya terpejam, menikmati gesekan penis pak Yusuf bagaikan gelombang disamudera.
BANDAR TOGEL TERBAIK
“Ayooo bu goyang terus!…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuus,” Dan buah pantat Dini dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Yusuf, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Dini semakin menggebu bagai orang kesurupan Dini menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Yusuf.
Tangan kekar pak Yusuf tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Dini dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Yusuf menghujamkan penis besarnya keluar masuk. Dini mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Dini ikut berguncang-guncang akibat hentakan penis pak Yusuf yang menyetubuhinya dari arah belakang.
“Aaaaaapuuuuuun pak… Oooooh…”.
Dini melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Dini. Lalu pak Yusuf membisikan sesuatu pada ibu muda itu.
“Ibu suka ya kalau saya entotin?. Ayoo bilang bu.”
“Yaaaa paak… teruuuus… enaaak pak”.
“Nah… artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka kontol. Ayoo jawab… manisku.” Karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Dini menjawab sambil merengek.
“Oooooh pak… terus pak… setubuhi saya sesukamu. Aaaaah Ouuuuhggg… saya suka dientot sama bapak”.
Tiba-tiba dengan kuat dan kasar pak Yusuf menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Dini menjerit histeris.
“Ouuuuggh… Ampuuuuuuun saya sampai paaaak… enaaaaak pak… teruuuuus pak entot yang kuat.
Posting Komentar untuk "Cerita Seks Ibu Dini Hijab Binal"